Cacar Kulit Itu Nggak Sepele! Ini yang Harus Kamu Waspadai

Kalau boleh jujur, saya dulu termasuk orang yang ngeremehin cacar kulit. Pikir saya, “Ah, paling cuma bentol-bentol doang, tinggal dikasih salep, kelar.” Tapi ternyata, saya salah besar.
Waktu itu saya bangun pagi dengan rasa gatal di bagian dada dan punggung. Saya pikir mungkin karena salah pakai deterjen atau digigit serangga Healthy. Tapi siangnya, muncul bintik-bintik merah kecil yang lama-lama berisi cairan. Saya mulai panik. “Jangan-jangan ini cacar air?”
Dan benar saja, setelah periksa ke dokter, saya dinyatakan terkena cacar kulit alias cacar air (dalam istilah medisnya: varicella). Padahal saya pikir saya udah pernah kena waktu kecil, lho. Ternyata ada kasus di mana orang bisa kena dua kali. Dan ya… itu saya.
Apa Itu Penyakit Cacar Kulit?
Biar jelas dulu ya. Cacar kulit itu sebenarnya sebutan umum. Tapi biasanya orang merujuk ke cacar air (varicella) atau cacar api/herpes zoster.
Saya sendiri kena cacar air, yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Ini virus yang sama yang bisa “balik lagi” sebagai herpes zoster saat kita sudah dewasa.
Penyakit ini nyerangnya lewat kulit, bikin ruam merah, bentol-bentol kecil berisi cairan, lalu pecah, dan akhirnya mengering. Tapi bukan cuma di kulit aja lho efeknya. Badan bisa demam, lemas, nyeri otot, dan mental pun bisa ikut kena karena rasa gatalnya luar biasa siloam hospitals!
Kenapa Cacar Kulit Itu Berbahaya?
Nah, ini nih yang sering disepelekan. Banyak orang mikir cacar itu penyakit anak-anak dan bisa sembuh sendiri. Memang benar, bisa sembuh sendiri, tapi itu kalau kondisinya ringan dan sistem imun kita kuat.
Tapi kalau daya tahan tubuh lagi jelek, cacar kulit bisa jadi berbahaya. Contohnya:
Infeksi sekunder dari luka cacar yang digaruk terus.
Demam tinggi yang berhari-hari.
Risiko bekas luka permanen, terutama kalau cacarnya parah.
Pada kasus tertentu, virus bisa menyebar ke organ dalam seperti paru-paru atau otak (meskipun jarang).
Kalau udah begini, cacar bukan cuma gatal doang—bisa bikin opname di rumah sakit!
Pengalaman Pribadi Terkena Cacar Kulit
Hari ke-2, badan saya makin parah. Bentol-bentol cacar muncul hampir di seluruh tubuh. Yang paling nyebelin adalah rasa gatalnya. Susah tidur, mau duduk nggak enak, mau rebahan pun perih.
Saya sempat salah langkah. Karena panik, saya kasih salep sembarangan yang ada di rumah. Ternyata itu bikin iritasi makin parah. Akhirnya saya nurut ke dokter dan mulai minum obat antivirus serta paracetamol buat nurunin demam.
Saya juga dikasih bedak salicyl buat mengurangi rasa gatal dan mencegah infeksi dari garukan.
Yang paling berat adalah hari ke-4 sampai ke-6. Di situ demam naik turun, badan menggigil, dan kulit benar-benar sensitif. Saya bahkan nggak bisa pakai baju lengan panjang karena nyentuh kulit pun rasanya nyiksa banget.
Tips Menghadapi Cacar Kulit (Dari Pengalaman Nyata)
Setelah melewati masa-masa susah itu, saya belajar beberapa hal yang nggak diajarin di brosur rumah sakit:
1. Jangan Digaruk, Sebisanya
Ini susah banget. Tapi saya pakai trik: potong kuku sampai habis, lalu pakai sarung tangan kain saat tidur. Setidaknya kalau garuk waktu tidur, nggak terlalu merusak kulit.
2. Mandi Air Hangat dengan Sedikit Antiseptik
Saya sempat takut mandi karena mikir cacar bisa makin nyebar. Tapi ternyata, mandi air hangat justru membantu mengurangi rasa gatal dan menjaga kebersihan kulit. Tapi jangan digosok pakai sabun kasar ya!
3. Istirahat Total
Selama seminggu penuh saya bener-bener nggak kerja. Kalau maksa, bisa tambah parah. Virus ini paling gampang menyebar saat badan lelah.
4. Hindari Paparan Sinar Matahari
Sinar matahari bisa memperparah ruam dan bikin kulit makin gatal. Jadi saya banyak di dalam ruangan yang sejuk.
5. Minum Banyak Air & Makan Buah
Supaya racun dalam tubuh cepat keluar dan kulit cepat kering.
Obat Cacar Kulit yang Saya Gunakan
Obat yang diberikan dokter ke saya cukup sederhana tapi efektif:
Acyclovir oral: antivirus untuk melawan varicella-zoster
Paracetamol: untuk demam dan nyeri
Salep/bedak salicyl: mengurangi gatal
Multivitamin: untuk membantu daya tahan tubuh
Saya juga pernah dengar beberapa orang pakai obat herbal atau daun kelor buat olesan, tapi saya belum pernah coba. Mending konsultasi dulu sebelum coba alternatif ya.
Pelajaran yang Saya Petik Setelah Kena Cacar Kulit
Setelah seminggu lebih berjuang, akhirnya cacarnya mulai mengering. Tapi sisa-sisa luka dan bekas hitam di kulit butuh waktu beberapa minggu buat hilang total. Ada juga bekas yang sampai sekarang masih samar.
Dari pengalaman ini, saya jadi paham bahwa:
Cacar bukan hal remeh. Harus ditangani serius sejak awal.
Jangan terlalu keras ke tubuh sendiri. Kalau badan bilang capek, ya istirahat.
Pentingnya kebersihan dan pola makan sehat, karena itu yang bantu banget percepat pemulihan.
Oh iya, setelah pulih, saya juga jadi lebih perhatian sama vaksinasi. Ternyata vaksin varicella bisa bantu banget menghindari penyakit ini, apalagi buat anak-anak. Dan kalau kamu belum pernah kena atau ragu, nggak ada salahnya konsultasi buat vaksin.
Cacar Kulit Bisa Menyerang Siapa Aja
Sekarang kalau ada yang cerita tentang gejala cacar, saya jadi orang pertama yang seriusin. Saya tahu rasanya, dan nggak pengin orang lain ngalamin yang sama.
Buat kamu yang lagi ngalamin, semangat ya. Jangan takut kelihatan ‘lemah’ karena sakit. Kadang kita perlu berhenti sebentar, buat bisa jalan lagi lebih kuat.
Dan buat kamu yang belum pernah kena, jaga kebersihan, makan sehat, tidur cukup, dan jangan ragu vaksinasi.
Masa Pemulihan: Sabar adalah Kunci
Kalau dipikir-pikir, bagian paling menyebalkan dari cacar itu bukan cuma rasa sakit dan gatalnya, tapi masa pemulihannya yang lama dan bikin stres. Kulit saya butuh waktu sekitar 3 minggu buat balik ke kondisi yang agak normal. Tapi buat hilangin bekasnya? Itu cerita lain.
Ada beberapa bagian, terutama di wajah dan leher, yang bekasnya cukup dalam. Dan saya jujur, agak nyesel karena sempat garuk dua atau tiga bintil yang akhirnya jadi luka bopeng. Gara-gara itu, saya mulai cari tahu gimana cara mempercepat penyembuhan bekas cacar tanpa harus ke klinik kecantikan dulu.
Beberapa hal yang saya lakukan selama masa pemulihan:
Pakai pelembap yang ada kandungan vitamin E (ini bantu regenerasi kulit)
Oles minyak kelapa murni (VCO) setiap malam sebelum tidur
Minum jus wortel dan tomat (biar kulit dapat asupan vitamin alami dari dalam)
Dan yang paling penting: jangan stres liat cermin
Sumpah, kadang kita sendiri jadi musuh terberat. Ngeliat wajah penuh bekas hitam itu bikin minder banget. Tapi saya belajar buat nerima dulu dan pelan-pelan bantu tubuh untuk pulih. Kita nggak bisa maksa kulit sembuh semalam, kan?
Menjaga agar Tidak Menular ke Orang Sekitar
Yang banyak orang lupa: cacar kulit itu sangat menular, terutama di fase awal saat bintil belum kering. Kalau kamu tinggal bareng keluarga, terutama anak kecil atau orang tua, wajib banget jaga jarak dan jaga kebersihan.
Saya dulu sampai ngungsi tidur di kamar kosong selama seminggu. Semua handuk, pakaian, sampai gelas saya pisah sendiri. Ya, agak ribet sih, tapi itu satu-satunya cara buat jaga keluarga tetap aman.
Tips biar nggak nularin cacar kulit ke orang rumah:
Jangan berbagi barang pribadi (handuk, alat makan, bantal, dll.)
Rajin cuci tangan pakai sabun
Tutup bintil cacar yang sudah pecah dengan kasa steril (kalau bisa)
Ganti sprei dan sarung bantal setiap 2–3 hari
Ventilasi ruangan yang cukup (jangan ruang tertutup terus)
Dan penting banget: kalau bisa, libur dulu dari kantor atau sekolah. Cacar bukan cuma urusan pribadi—menularin orang lain itu bisa jadi masalah besar.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Bunga Tapak Dara: Si Cantik Penghuni Pekarangan yang Ternyata Obat Herbal Hebat disini