Tari Setabik: Keindahan Tarian Tradisional Jambi yang Memikat Hati

Tari Setabik

Jujur aja, dulu saya tuh nggak terlalu paham soal tarian tradisional. Ya tahu, sekadar nonton waktu 17 Agustus-an atau pas perpisahan sekolah. Tapi semuanya berubah waktu saya ikut kunjungan budaya ke Jambi — dan di sanalah, untuk pertama kalinya saya melihat Tari Setabik dengan mata kepala sendiri. Dari awal gerakan, musik yang mengiringi, sampai aura penarinya… saya langsung mikir, “Ini bukan sekadar tari, ini cerita hidup.”

Dan sejak saat itu, saya belajar lebih dalam. Nggak cuma tentang gerakannya, tapi makna, keindahan, dan kenapa Tari Setabik pantas dikenal lebih luas, bahkan mungkin mendunia.

Keunikan Tari Setabik yang Bikin Saya Terpana

TARI SAMBUT SEDULANG SETUDUNG | Irwan P. Ratu Bangsawan's Journal

Pertama kali saya lihat Culture Tari Setabik itu di Desa Rantau Panjang, sekitar satu jam dari Kota Jambi. Bukan di panggung mewah, tapi di pelataran rumah adat yang sederhana. Ada delapan penari perempuan dengan kostum warna merah keemasan. Mereka menari perlahan, anggun, tapi juga berwibawa. Yang bikin saya kaget, setiap gerakan punya arti.

Ternyata, Tarian Setabik ini berasal dari tradisi penyambutan tamu kehormatan di Kerinci, Jambi. Kata Setabik sendiri punya makna “memuliakan”. Jadi tarian ini bukan cuma hiburan, tapi cara masyarakat menunjukkan rasa hormat Wikipedia.

Salah satu yang unik, Tari Setabik memakai properti seperti tepak sirih. Penari akan menyuguhkan sirih kepada tamu — ini bukan formalitas kosong, tapi simbol keakraban dan niat baik. Saya sempat mikir, “Kok bisa, ya? Gerakan sederhana tapi maknanya dalam banget.”

Yang menarik juga, iringan musiknya pakai alat musik tradisional seperti rebana, gambus, dan gendang Melayu, bikin suasana sakral tapi tetap hidup.

Keindahan Seni Tari Setabik: Simfoni Tubuh dan Tradisi

Saya pernah nonton banyak tari, dari Tari Piring sampai Jaipong. Tapi ada sesuatu yang beda dari Tari Setabik — keindahannya itu sunyi tapi dalam. Nggak heboh, nggak loncat-loncat, tapi setiap langkah kecil seperti menyampaikan cerita.

Penarinya memakai busana adat khas Kerinci, lengkap dengan selendang dan hiasan kepala. Gerakannya lembut, terukur, dan simetris — menandakan kesopanan dan rasa hormat. Yang keren, penari nggak boleh senyum terlalu lebar, karena itu dianggap kurang sopan dalam budaya lokal. Jadi, ada nuansa kedewasaan dan ketenangan yang kuat di sana.

Buat saya pribadi, ini mengajarkan satu hal: bahwa keindahan nggak harus selalu mencolok. Ada kalanya ketenangan dan kontrol itu jauh lebih memikat.

Apa yang Membuat Tari Setabik Populer?

Mengenal 3 Tarian Tradisional di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan!

Kalau ditanya kenapa Tari Setabik mulai populer, menurut saya ada beberapa alasan kuat.

Pertama, makna filosofisnya. Ini bukan tari kosong, tapi penuh simbol dan nilai adat. Di era sekarang, orang-orang mulai cari hal yang “berisi” — dan Tari Setabik menjawab itu. Banyak anak muda, terutama yang belajar tari, jadi penasaran karena merasa seperti sedang belajar sejarah dan budaya dalam satu paket.

Kedua, promosi budaya dari pemerintah Jambi. Tahun-tahun terakhir ini, Tari Setabik sering tampil di event nasional bahkan internasional. Saya sempat lihat video penampilan mereka di Malaysia dan mendapat standing ovation.

Ketiga, relevansinya dengan nilai-nilai kekinian. Di saat dunia makin individualis, Tari Setabik mengingatkan kita pentingnya menghormati tamu, menjaga tradisi, dan bersikap sopan.

Dan nggak bisa dipungkiri, media sosial juga berperan. Banyak konten kreator budaya yang bikin video penampilan Tari Setabik versi modern — iringannya tetap tradisional, tapi dikombinasikan dengan lighting atau stage yang kekinian.

Tips Mempelajari Gerakan Tari Setabik (Dari yang Pernah Salah Gerak!)

Saya sempat ikutan workshop Tari Setabik yang diadakan komunitas budaya di Jakarta. Awalnya saya pede aja, mikir, “Ah, kayaknya gampang. Gerakannya pelan kok.” Tapi ternyata… susah juga!

Berikut tips yang saya pelajari dari pengalaman itu:

1. Fokus ke Postur Tubuh

Tari Setabik itu banyak menuntut kontrol. Jadi kita harus jaga postur tubuh tetap tegak, tangan lentik tapi nggak lebay, dan kaki harus ringan melangkah. Jangan condong ke depan atau terlalu membungkuk, nanti bisa kelihatan kikuk.

2. Pahami Makna Gerakan

Sebelum latihan, pelatih saya minta semua peserta belajar dulu filosofi tiap gerakan. Misalnya, gerakan membuka tangan di awal adalah simbol menyambut tamu dengan lapang dada. Kalau tahu artinya, kita jadi lebih menghayati.

3. Latihan dengan Musik Asli

Jangan pakai metronom atau musik pop. Latihan harus dengan musik rebana atau gendang khas Jambi. Karena tempo dan ritme-nya beda banget dari lagu modern. Di sinilah saya sempat salah beberapa kali. Tangan dan kaki nggak sinkron karena saya belum terbiasa dengan ritme Melayu.

4. Jangan Takut Salah

Waktu latihan, saya sempat salah arah dan nyaris nabrak penari di sebelah. Tapi pelatihnya cuma bilang, “Tenang, itu bagian dari proses.” Dan bener juga sih, setelah salah beberapa kali, justru saya jadi ingat gerakan lebih cepat.

5. Latihan Bareng Teman

Tari Setabik itu berkelompok, jadi vibe-nya dapet kalau latihan bareng. Gerakan jadi sinkron, dan kita bisa saling koreksi. Saya latihan bareng tiga orang teman, dan itu jauh lebih seru daripada latihan sendirian.

Pelajaran Hidup dari Tari Setabik

Yang saya nggak nyangka, belajar Tari Setabik justru bikin saya mikir soal hidup juga.

Pertama, tentang ketulusan menyambut orang lain. Zaman sekarang, kadang kita terlalu sibuk sampai lupa menyambut orang dengan sepenuh hati. Tari Setabik mengajarkan bahwa menyambut dengan sopan itu bukan sekadar adat, tapi bentuk rasa syukur dan penghargaan.

Kedua, soal kontrol diri. Di tengah dunia yang serba cepat, Tari Setabik mengajak kita untuk bergerak perlahan tapi penuh makna. Nggak semua hal harus cepat, kadang yang lambat justru lebih dalam.

Dan terakhir, pentingnya menjaga warisan budaya. Kalau bukan kita yang lestarikan, siapa lagi?

Mari Angkat Kembali Tari Setabik

Saya tahu nggak semua orang suka tari. Tapi menurut saya, Tari Setabik layak dikenal lebih luas, bukan cuma di Jambi, tapi juga ke seluruh Indonesia. Ini bukan hanya seni pertunjukan, tapi cerminan nilai-nilai luhur yang masih relevan sampai hari ini.

Kalau kamu belum pernah lihat Tari Setabik secara langsung, coba deh cari videonya dulu di YouTube atau TikTok. Dan kalau ada kesempatan, datanglah ke Jambi atau cari workshop-nya. Saya jamin, kamu akan melihat sisi lain dari Indonesia yang belum tentu bisa kamu rasakan lewat buku sejarah.

Karena kadang, yang paling indah dari budaya kita itu bukan cuma bentuknya… tapi cerita dan rasa di balik setiap gerakannya.

Baca juga artikel menarik lainnya tentang Tari Merak dalam Perspektif Seni dan Budaya: Mengapa Kita Harus Peduli? disini

Author