Kebangkitan NFT: Perjalanan Pribadi Menjelajahi Dunia Aset Digital

Saya pertama kali dengar istilah Kebangkitan NFT di tahun 2021, ketika media ramai memberitakan lukisan digital yang terjual miliaran. Awalnya saya skeptis. Saya pikir, “Siapa sih yang mau bayar mahal buat gambar yang bisa di-screenshot?” Tapi karena saya juga suka ngulik teknologi dan pernah main kripto, saya jadi penasaran.
Dari sekadar baca-baca, saya mulai menyelam lebih dalam. Ternyata konsep NFT itu bukan sekadar gambar. Di balik itu ada teknologi blockchain yang mencatat keaslian dan kepemilikan sebuah aset digital. Sesuatu yang nggak bisa dilakukan file JPG biasa. Saya mulai berpikir: mungkin ini bukan cuma tren.
Lalu saya iseng coba beli satu NFT murah di OpenSea. Bukan karena pengin untung, tapi lebih ke pengin ngerti cara kerjanya. Transaksi pertama saya terasa rumit: harus bikin dompet digital, beli ETH, bayar gas fee. Tapi setelah selesai, saya punya “aset” pertama saya di blockchain. Rasanya aneh, tapi juga bikin penasaran.
Awal Mula Ketertarikan – Saat Dunia Bicara Soal Kebangkitan NFT
Dunia yang Meledak – Masa Keemasan Kebangkitan NFT
Tahun 2021 sampai awal 2022 bisa dibilang masa paling gila. Semua orang mendadak jadi “kolektor digital”. Saya lihat teman-teman yang biasanya nggak paham kripto, tiba-tiba jual Kebangkitan NFT. Influencer, selebriti, bahkan perusahaan besar ikut bikin koleksi sendiri.
Saya sempat terjun juga. Coba beli beberapa koleksi dari proyek yang katanya “punya komunitas solid”. Beberapa saya jual lagi dan untung. Tapi lebih banyak yang akhirnya nggak laku-laku. Waktu itu saya mulai sadar, pasar ini terlalu cepat.
Kebangkitan NFT berubah jadi euforia. Harga-harga naik bukan karena kualitas karya atau teknologi, tapi karena spekulasi. Saya pribadi mulai kehilangan arah. Tujuan awal saya belajar soal teknologi dan potensi masa depan, malah tenggelam dalam FOMO dan kejar untung cepat.
Jatuhnya Pasar – Ketika Euforia Berubah Jadi Keheningan
Masuk pertengahan 2022, pasar mulai lesu. Banyak proyek Kebangkitan NFT yang mati pelan-pelan. Komunitas sepi, update dari developer berhenti, harga anjlok. Bahkan beberapa marketplace besar kehilangan traffic drastis.
Saya sendiri kena imbas. NFT yang dulu saya beli mahal, nilainya tinggal sepersepuluh. Ada rasa kecewa, tapi lebih karena saya merasa “bodoh”. Saya lupa bahwa teknologi baru selalu punya fase hype dan koreksi.
Tapi saya juga belajar. Saya lihat proyek yang benar-benar punya visi jangka panjang masih bertahan. Misalnya proyek NFT yang terhubung ke ekosistem game, atau yang punya nilai utilitas nyata (akses event, merchandise, dll).
Saya mulai kembali ke niat awal: belajar dan memahami. Nggak lagi beli Kebangkitan NFT cuma karena harga naik, tapi karena saya percaya proyeknya punya potensi.
Kebangkitan Diam-Diam – NFT 2024 dan 2025
Menjelang akhir 2023, saya mulai dengar kabar bahwa Kebangkitan NFT mulai dilirik lagi. Tapi kali ini bukan dari para spekulan, melainkan dari perusahaan teknologi dan kreator profesional.
Masuk 2024, data mulai bicara. Volume transaksi di marketplace naik pelan-pelan. Koleksi baru muncul dengan konsep yang lebih matang: ada integrasi ke metaverse, kolaborasi dengan AI, bahkan digunakan sebagai tiket eksklusif untuk konser dan konferensi.
Saya mencoba beli lagi beberapa NFT. Kali ini bukan dari proyek besar, tapi dari seniman lokal yang saya kenal di komunitas digital. Harganya masuk akal, dan saya memang suka karyanya. Rasanya lebih personal.
Dan yang mengejutkan, beberapa bulan kemudian, salah satu karya itu dijadikan contoh di sebuah acara virtual art exhibition. Nama saya tercantum sebagai pemilik. Rasanya? Bangga banget.
Belajar dari Kesalahan – Panduan Pribadi untuk Pemula Kebangkitan NFT
Dari semua pengalaman itu, saya akhirnya punya prinsip pribadi soal NFT:
- Beli karena suka, bukan karena pengin cuan. Kalau pun nilainya turun, setidaknya kamu tetap punya karya yang kamu suka.
- Pahami proyeknya. Lihat roadmap, tim, komunitas, dan reputasi. Jangan cuma tergiur janji.
- Amankan aset. Gunakan dompet yang aman, simpan seed phrase baik-baik.
- Jangan FOMO. Pasar akan selalu naik-turun. Ikuti dengan tenang.
- Edukasi diri. Dunia ini terus berkembang. Ikuti diskusi, baca whitepaper, tonton webinar.
NFT bukan hanya soal jual-beli. Ini tentang cara baru memandang kepemilikan di dunia digital.
Potensi Masa Depan – Kebangkitan NFT Bukan Sekadar Tren
Di 2025 ini, saya makin yakin NFT belum mati. Justru sekarang mulai masuk fase yang lebih dewasa. Beberapa hal yang saya lihat berkembang:
- NFT untuk sertifikat pendidikan dan keanggotaan
- NFT sebagai ID digital di metaverse
- NFT di sektor properti dan legal dokumen
- NFT untuk pelestarian budaya (arsip digital, batik, musik tradisional)
Bayangkan kalau suatu hari nanti, KTP kita adalah Kebangkitan NFT. Atau bukti vaksin, tiket konser, bahkan akta tanah. Semua tercatat di blockchain, transparan dan bisa diverifikasi kapan saja.
Itu sebabnya, saya tetap optimis. Meski banyak drama di awal, teknologi ini punya tempat di masa depan.
Dari Rasa Penasaran ke Pemahaman Mendalam
Perjalanan saya bersama Kebangkitan NFT bukan selalu mulus. Saya pernah kecewa, pernah rugi, tapi juga pernah merasa bangga dan excited. Dan semua itu bikin saya yakin: kebangkitan NFT bukan cuma soal harga naik, tapi soal kesadaran baru tentang dunia digital yang terus berkembang.
Kalau kamu mau mulai, jangan tunggu sempurna. Mulai dari kecil. Pelajari, coba, dan rasakan sendiri perjalanannya. Karena Kebangkitan NFT, lebih dari sekadar aset—ia adalah bagian dari revolusi.
Baca Juga Artikel dari: CPU Komputer: Otak dari Segala Proses Komputasi
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Teknologi